Prosedur Percobaan

 

PROSEDUR PERCOBAAN

 

A. Persiapan Alat dan Komponen

    Sebelum memulai perakitan, pastikan seluruh komponen berikut tersedia:

  1. Soil Moisture (Sensor Kelembaman)
  2. Sensor PIR
  3. IC Op-Amp 393
  4. Transistor 2SD882
  5. Relay 
  6. Potensiometer 1kΩ
  7. Resistor 
  8. Buzzer
  9. Buck Converter
  10. Adapter 12V DC
  11. Kabel Jumper dan Breadboard 
  12. Multimeter untuk Pengukuran Pegangan

 

B. Tahapan Perakitan Rangkaian Soil Moisture

    1. Sensor Kelembaman (Soil Moisture)

        Ditancapkan ke tanah untuk mendeteksi kelembaman tanah.

  • Pin Vcc → +5V
  • Pin GND → Ground
  • Pin Output → Input non-inverting (+) IC Op-Amp 393 (pin 3)

    2. Potensiometer 1k

  • Hubungkan ke +5V dan ground
  • Terminal tengah (wiper) → Input inverting (−) IC  Op-Amp 393 (pin 2)
  • Berfungsi sebagai pengatur tegangan referensi (Vref)

    3. Op-Amp 393 (Detektor Non-Inverting)

  • Pin 8Vcc 5V
  • Pin 4 → Ground
  • Pin 3 (+) → Output sensor
  • Pin 2 (−) → Potensiometer 1k
  • Pin 1 → Resistor basis transistor (220Ω)

    4. Transistor NPN (2SD882)

  • Basis → Output op-amp (melalui resistor 220Ω)
  • Emitor → Ground
  • Kolektor → Salah satu sisi koil relay 

    5. Relay 

  • Salah satu sisi koil → Kolektor transistor
  • Sisi lain koil → +5V
  • Kontak relay dihubungkan ke motor sebagai beban

 

C. Tahapan Perakitan Rangkaian PIR (Sensor Suhu)

    1. Pemasangan Sensor PIR

  • Pin Vcc → +5V
  • Pin GND → Ground
  • Pin Vout → Input non-inverting (+) IC Op-Amp 393 (pin 3)
  • Berfungsi untuk mendeteksi gerakan dan panas tubuh makhluk hidup

    

    3. Op-Amp TL082 (Buffer)

  • Pin 8Vcc +12V
  • Pin 4 → Ground
  • Pin 3 (+) → Output sensor
  • Pin 2 (−) → Feedback ke output
  • Pin 1 → Resistor basis transistor (10kΩ)

    4. Transistor NPN (2SD882)

  • Basis → Output op-amp (via resistor 10kΩ)
  • Emitor → Ground
  • Kolektor → Koil relay
  • Aktif jika VBE ≥ 0,7V

    5. Relay

  • Salah satu sisi koil → Kolektor transistor
  • Sisi lain → +5V
  • Kontak relay dihubungkan ke buzzer   

    6. Beban Output

  • Buzzer (B1) terhubung ke kontak relay untuk mengusir hama
  • LED biru (B2) terhubung ke daya +5V

 

D. Pemeriksaan Awal

  • Periksa kembali seluruh sambungan, polaritas komponen, dan nilai resistor.
  • Pastikan semua jalur ground tersambung dengan baik antara sensor, op-amp, dan transistor.
  • Nyalakan adapter dan ukur tegangan output dari PIR dan Soil moisture dengan multimeter.
  • Jika tegangan output sensor berubah sesuai kondisi, perhatikan apakah relay aktif dan motor serta buzzer menyala.

 

E. Pengujian Sistem

    1. Pengujian Sensor Soil Moisture

  • Siapkan air dan pastikan probe sensor terpasang.
  • Celupkan ke air secara perlahan hingga indicator sensor menyala
  • Amati perubahan tegangan output sensor saat air menyentu probe sensor serta perubahan status relay/pompa.
  • Catat tegangan output dan level air saat indikator aktif (motor menyala menandakan kelembaman tanah < 40%).

    2. Pengujian Sensor PIR

  • Hubungkan sensor PIR ke rangkaian sesuai skematik (Vcc = +5V, GND, dan Vout ke input op-amp).
  • Gunakan sumber seperti gerakan tangan untuk membandingkan energi panas latar belakang dengan panas objek yang bergerak.
  • Amati perubahan tegangan output PIR dan kondisi relay/buzzer saat suhu berubah atau ada pergerakan.
  • Catat nilai suhu (Vout × 100°C/V) pada saat relay atau indikator aktif.

    3. Pengujian Gabungan

  • Lakukan uji simultan dengan peningkatan suhu dan keberadaan air.
  • Amati kecepatan respons sistem dan keandalan kerja relay.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini